Postingan

Menampilkan postingan dari Oktober, 2018
Kau adalah nama yang selalu aku langitkan dihadapan-NYA. tapi maaf, mulai detik ini aku berhenti untuk itu. Semoga segala kagum dan canduku padamu. Cepat hilang seiring berjalannya waktu. _dijah
Bisa jadi, orang yang kita anggap buruk masih ada sisi baiknya. Bisa jadi, orang yang kita anggap baik belum sepenuhnya baik. Yah! Kita memang tak pernah bisa mempelajari hati seseorang dengan benar. _dijah
Memangnya apa yang lebih indah dari sekedar jatuh cinta?  Memangnya apa yang lebih menyiksa dari pada rindu?  Dan, memangnya apa yang lebih menyakitkan dari pada kehilangan?  Ayolah! Tidak bisakah kali ini kita tidak membahas soal rasa? _dijah
Kau terlalu apa adanya untuk terus berada di sampingku. Dan aku? Terlalu buruk untuk sekedar dimilikimu! _dijah
Kebanyakan dari mereka lebih suka memendam rasa. Membohongi diri sepenuh hati. Dan akhirnya menyakiti diri sendiri. _dijah
Teruntuk candu yang mulai mereda. Yah! Aku memang sedikit kecewa. Dan lebih baik sekarang kita tidak dulu bersua. Aku tak tahu, ternyata melihat matamu yang terlalu dalam. Bisa menimbulkan gundah di dada yang sangat menikam. _dijah
Kau tahu? Kau selalu saja sulit di tebak. Kadang kau membuatku merindukanmu dengan sangat. Tapi setelah ku balas rindumu. Lagi-lagi hanya kau baca saja tanpa kalimat. _dijah
Jangan sampai hanya karna kau ingin memiliki seseorang sepenuh hati. Kau malah menjadi seseorang yang kehilangan jati diri. Dan teruntuk segala kagum dan candu yang sudah hampir mati, lupakanlah saja dengan segenap hati. Aku bukanlah seseorang yang pandai bermuka dua dalam rasa kecewa. _dijah

Benar katamu!

Benar katamu! Harusnya aku menyayangimu saja dari pada harus mengagumimu. Karna kagum yang terlalu dalam akan cepat redam. Tapi sayang tak bisa secepat itu hilang. Meski untuk waktu yang panjang! _dijah

Sudahkah menemukan teman yang lebih asyik diajak berkenalan?

Ada apa denganmu?  Sudahkah menemukan teman yang lebih asyik diajak berkenalan? Kau kira aku tidak? Tapi setidaknya aku berusaha untuk terus menjaga. Kau malah berusaha agar bisa melupa. _dijah

Agar hatiku tak salah paham terus karnamu.

Kadang cuek dan tak perduli sama sekali itu sulit di bedakan. Jadi tolong jelaskan padaku jika kau tahu?  Agar hatiku, tak salah paham terus karnamu. _dijah

Tentang candu yang tak bisa berdamai dengan diri.

Kau tahu bukan? Berkali-kali aku berkelahi pada perasaanku sendiri. Tentang candu yang tak bisa berdamai dengan diri. Kau kira ini mau siapa? Ayolah! Aku juga tak bisa mengelak begitu saja. _dijah

Harusnya aku bunuh habis saja perasaan yang menggebu-gebu sampai akar!

Dari dulu aku memang tak pernah biasa-biasa saja kalau sudah mengagumi seseorang. Selalu saja ingin kumiliki sepenuh hati. Tapi setelah kumiliki sepenuh hati, selalu saja hilang dan pergi. Yah! Harusnya aku bunuh habis saja perasaan yang menggebu-gebu sampai akar! _dijah

Kadang merindukanmu juga bisa menimbulkan lelah!

Aku suka lelah-lelahku, karna hanya dengan itulah aku bisa tertidur nyenyak malam ini. Tanpa harus pusing-pusing memikirkan lamunku tentang dirimu lagi. Aku suka lelah-lelahku, apalagi lelah saat merindukanmu. Aku sangat suka, yah! Walau kadang juga menimbulkan luka. _dijah

Agar kau mengerti!

Jarak mengajarkan kita untuk memahami. betapa sesaknya menabung rindu. Agar kau mengerti, betapa berharganya setiap detik bersama mu dulu. _dijah

Bagaimana rasanya dibahagiakan?

Aku terlalu terobsesi dalam membahagiakan seseorang. Sampai-sampai aku lupa. Bagaimana rasanya di bahagiakan oleh seorang pun. _dijah

Kau kira untuk siapa?

Kau kira aku berkata-kata untuk siapa? Aku juga tak mau semua pujian yang ada. Aku hanya mau kau peka dengan rasa!  _dijah

Harusnya sadar diri saja dari awal!

Harusnya aku sadar diri dari awal. Kita bukanlah sahabat. Kita hanya teman dekat, yang kapan saja bisa berkhianat. Atau mungkin saling melupakan. Dan pada akhirnya merasa kehilangan! _dijah

Teruntuk diri sendiri

Teruntuk diri sendiri. Kuatkanlah diri sepenuh hati. Pulihkanlah rasa yang hampir saja mati. Sebab, masih banyak yang harus diciptakan. Dari apa-apa yang belum tercipta. _dijah

Malam ini kau tampak berbeda.

Kau tahu? Malam ini kau tampak berbeda. Entah karena apa aku pun tak tahu. Malam ini ucapan mu tak begitu indah di dengar. Malam ini tatapan mu tak begitu asyik di pandang. Malam ini sentuhanmu tak begitu nyaman kurasa. Ada apa dengan dirimu?  Haruskah ku bunuh paksa perasaan yang menggebu-gebu? Haruskah cintaku kepadamu kau biarkan layu? _dijah

Aku paham, bagaimana sakitnya mengubah rasa menjadi putus asa.

Tenang saja! Aku takkan seperti dia. Yang mengharuskan kagum seseorang berubah jadi padam. Walaupun aku juga tahu, aku tak pantas untuk di kagumi. Tapi setidaknya aku berusaha untuk menjaga diri. Karna aku paham betul, bagaimana sakitnya mengubah rasa menjadi putus asa. Aku tak ingin saja. Percaya yang sudah kau tanamkan dalam diri. Harus kau ubah lagi menjadi benci. _dijah

Kau yang hilang dalam diam.

Aku lelah-lelah mencarimu. Setelah kutemukan, kau malah berusaha untuk menjadi asing kembali. Aku menyayangi mu dalam-dalam. Dan kau malah menghilang dalam diam. _dijah

Hati yang pernah singgah lalu terluka parah.

Teruntuk hati yang pernah singgah, lalu kau buat patah. Dan akhirnya terluka parah! Kini kita adalah dekat yang paling jauh. Kini kita adalah akrab yang begitu asing. Yah! Ini tak sepenuhnya salahmu. Canduku kepadamu saja yang datang nya tidak tahu waktu. _dijah

Kehilangan jauh lebih berat dari pada rindu.

Jika ada yang lebih berat dari pada rindu. Maka itu adalah kehilanganmu! _dijah

Semoga angin malam tak bosan menitipkan rinduku padamu.

Semoga angin malam tidak bosan untuk menitipkan rindu-rinduku padamu. Karna aku sudah coba pada senja. Dia bilang, jingga nya sudah muak mendengarkan rinduku. _dijah

Hanya untuk menghibur diri.

Sebenarnya aku seperti ini hanya untuk menghibur diri. Sebenarnya aku seperti ini hanya untuk menghilangkan sepi-sepi di dalam hati. Sebenarnya hanya kamu saja yang ku ingini. Sebenarnya rinduku hanya untuk kamu saja. Tapi kamu tetap saja sama, tidak mau bersua. _dijah

Rusak saja sekalian!

Bahkan kalau aku rusak sekalipun, kamu tetap saja tidak perduli. Jadi untuk apa aku tetap menjaga? Kalau begitu rusak saja sekalian! _dijah

Kagumku sudah milik orang lain.

Hal yang paling aku takutkan di dunia ini adalah. Kagumku tidak lagi dirimu. Kagumku sudah milik orang lain. Tapi, mungkin kau tak setakut diriku. _dijah

Jangan lepaskan begitu saja.

Jika suatu saat nanti, entah kapanpun itu. Kau menemukan yang berbeda dari diriku. Tentang rinduku yang tak lagi sama untukmu.  Tolong kau ingatkan aku, jangan kau lepaskan aku begitu saja.  Jika di dadamu masih ada rindu!   _dijah

Kumohon! Tak usah saja lagi membahas rindu.

Sudah, tak usah saja lagi membahas rindu. Rindu-rindu ku memang tak pantas lagi diterima, bahkan oleh semesta. Dan tak perlu menyalahkan siapapun kalau soal rindu. Kau tahu? Jarak dan waktu memang kadang bisa sekejam itu kalau soal rindu. _dijah

Pergi mu yang tanpa aba-aba.

Setelah kepergianmu yang tanpa aba-aba. Aku hampir saja mati rasa tanpa kata-kata.  Dan sekarang, aku lebih suka meratapi dinding kamarku.  Dan memikirkan kata-kata apa yang pas. Agar kau juga bisa merasakan perasaan ku saat ini.  _dijah